5 Tanda Kesejahteraan Masyarakat Menurun

foto/aceh terkini
Peukan.com, Tengok bagaimana kabar Rupiah terhadap Dollar Amerika hari ini? Kondisi ekonomi Asean yang sedang melemah secara langsung adalah imbas dari pelemahan sektor ekonomi di negeri China. Seperti yang diketahui, selama satu dekade terakhir, China menjadi puncak dari segala macam pondasi ekonomi yang membangun negara-negara maju di kawasan Asean. Jika China melemah, maka dampaknya nyata terjadi di Asean, termasuk yang saat ini sedang dihadapi oleh Indonesia.

Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan ekonomi Indonesia yang melambat akan membawa dampak siginifikan pada menurunnya kesejahteraan masyarakat.

Lantas apa tanda-tandanya? Dikutip dari laman Tempo, berikut adalah 5 tanda mundurnya kesejahteraan masyarakat:

1. Meningkatnya angka inflasi dari sektor pangan
Inflasi adalah salah satu indikator utama dari kesejahteraan masyarakat. Secara hitungan tahunan, hingga pertengahan tahun 2015 ini, inflasi bahan pangan telah mencapai 8,28 persen. Meski inflasi dari nilai suku bunga, nilai tukar rupiah dan harga bahan baku umum bisa dikendalikan, namun inflasi di sektor pangan berdampak langsung pada masyarakat dan daya beli

2. Upah buruh menurun
Tingginya inflasi dari harga-harga bahan pangan ternyata telah menggerus pendapatan yang diterima sebagian besar buruh di Indonesia. Dicatat oleh Indef, sejak Januari tahun lalu hingga Juli 2015 ini upah buruh telah terus turun dan tergerus menjadi Rp. 39.383 dari yang sebelumnya hanya tergerus di angka Rp. 37.887.

3. Daya beli masyarakat anjlok
Indikator lainnya yang menunjukkan turunnya kesejahteraan masyarakat Indonesia terjadi dapat dilihat dari menurunnya indeks konsumsi rumah tangga. Pada triwulan I 2015 lalu, indeks konsumsi rumah tangga hanya tumbuh di angka 5,1 persen. Sedangkan di triwulan ke II hanya meningkat sebesar 4,9 persen. Pertumbuhnnya sangat-sangat kecil.

4. Angka pengangguran melonjak 
Satu hal yang paling ditakuti oleh masyarakat kecil menengah di Indonesia adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kenyataannya, pertumbuhan sektor riil dan manufaktur Indonesia justru semakin merosot. Membuat ancaman ledakan pengangguran di akhir tahun nanti. Apalagi data terbaru menunjukkan elastisitas penyerapan tenaga kerja jeblok menjadi hanya sekitar 180 ribu orang per 1 persen pertumbuhan ekonomi. Bayangkan 180 ribu orang dari angkatan kerja di Indonesia yang berjumlah puluhan juta orang.

5. Kemiskinan meningkat drastis
Indikator paling nyata dari mundurnya kesejahteraan masyarakat adalah angka kemiskinan yang justru makin meningkat. Angka pengangguran yang semakin bertambah tentu berdampak langsung pada bertambahnya jumlah penduduk miskin tanpa pekerjaan. Indef mencatat, sejak September tahun lalu, Indeks kemiskinan Indonesia tumbuh menjadi 11,50 persen per Maret 2015. Artinya jika hari ini penduduk Indonesia ada 237 juta jiwa (sensus penduduk tahun 2010), maka setidaknya ada 27 juta dua ratus ribu ribu penduduk miskin di Indonesia. Ironis! (CAL)


Produk Kami Lainnya :

iklan

 
ibs(idblogsite)